Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail serta Hikmah Berkurban
Di padang sunyi, antara debu dan langit Berdirilah seorang hamba, menggenggam janji, Namanya Ibrahim, kekasih Ilahi Yang diuji, bukan sekali-tapi berkali-kali.
Dari tinggalkan rumah, hingga tinggalkan anak
Dari membangun Ka'bah, hingga mengangkat sembelih
Namun tak sekalipun ia berkata, "Kenapa aku?"
la hanya menunduk, lalu berkata,
"Aku dengar, dan aku taat."
Di depan anak yang ditunggu bertahun la angkat pisau bukan karena tega, Tapi karena cinta-pada Allah, di atas segalanya.
Dan Ismail, anak yang juga paham surga Tersenyum berkata,
"Ayah, lakukan. Engkau akan temui aku di antara orang sabar."
Idul Adha bukan sekadar daging dan darah la adalah kisah:
Tentang hati yang rela
Tentang iman yang membungkam logika
Tentang cinta, yang tak menuntut balas
Hanya berharap rida-Nya semata.
Maka hari ini, jika kau tak mampu sembelih hewan
Sembelihlah egomu.
Sembelih sombongmu.
Sembelih apapun yang membuatmu lupa kepada Tuhanmu.
Karena Ibrahim telah ajarkan:
Tunduk adalah puncak dari iman.Dan kurban, adalah bahasa paling jujur dari cinta.*admin
0 Komentar